10.31.2020

a book that changed my insight

 


Haii, kali ini aku mau berbagi tentang sebuah buku yang lumayan mengubah insight aku banget. Yep, judulnya Filosofi Teras oleh Henry Manampiring a.k.a Newsplatter.

Aku baca buku ini di akhir tahun 2019. Oiya, tahun 2019 adalah tahun dimana aku mulai concern banget mengenai mental health. Aku mulai baca buku-buku self help, pokoknya buku-buku yang bisa membuka wawasanku seputar mental health.

Awalnya waktu iseng-iseng ke Gramedia, aku lihat buku ini di display di bagian best seller. Dilihat dari sampulnya wahh eye cathcing banget, kombinasi warna putih dan kuning yang jadi warna favorit aku. Yea, sometimes I judge a book by it's cover LOL

Kesan pertama aku waktu baca judulnya, wuaduhh filosofi, filsafat. Bukan sesuatu yang aku concern banget selama ini. Kayaknya bakalan berat banget ini buku. Pernah sih waktu semester-semester awal aku dapat mata kuliah Filsafat Moral, duhh dan ngga tahu itu ilmu volatile banget, dan hanya sambil lalu aja. Jangan ditiru ya adiks-adiks :P 

Setelah aku beli buku ini dan coba baca bagian-bagian awalnya ternyata lumayan ringan dan bahasanya asyik banget, ditambah ilustrasi dari Levina Lesmana yang bagus banget jadi ngga berasa monoton saat membacanya. Kenapa disebut Filosofi Teras? Henry Manampiring dalam hal ini mengambil kata Teras sebagai terjemahan dari kata 'stoa' yang berarti teras berpilar. Konon dulu para filsuf  mengajar dan chit-chat seputar filsafat di Teras, itulah sejarahnya kenapa akhirnya paham stoicism mulai berkembang dari waktu ke waktu. 

Berbicara soal stoicism tentu ngga lepas dari tokoh-tokoh filsuf Marcus Aurelius, Epictetus, dan yang lainnya yang akan banyak kita temui dalam buku ini. Sejujurnya aku agak ngantuk waktu baca bagian tokoh-tokoh ini hehehe tapi ngga papa. Nanti begitu sampai ke bagian inti, Henry Manampiring bisa menyampaikannya dengan ciamik banget, bahasanya juga ringan dan kek milenial banget gituu. Dia juga melakukan beberapa survey secara langsung yang datanya disajikan dalam buku ini.

Intisari dari buku ini mengajak kita untuk mengelola respon kita atas hal-hal yang terjadi dalam hidup kita. Stoicism mengajak kita hanya fokus pada hal-hal yang bisa kendalikan. Ada istilah dikotomi kendali yang artinya dalam hidup ini ada hal yang bisa kita kendalikan dan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Hal yang bisa kendalikan contohnya adalah pakaian apa yang kita pakai hari ini, makanan apa yang kita mau makan. Hal yang tidak bisa kita kendalikan contohnya omongan orang lain, perasaan orang lain kepada kita, dan persepsi orang lain terhadap suatu hal. Paham ini mengajarkan kita untuk hanya fokus pada sesuatu yang kita kendalikan. Contohnya waktu orang lain julid soal kehidupan kita. Tanya-tanya lah kapan lulus? Kapan pacar? Kapan nikah? huft pertanyaan hidup yang terus berjenjang ini banyak bangett dan sering kita terima dari orang-orang disekitar kita. 

Stoicism mengajak kita untuk menerima hal-hal tersebut sebagai sesuatu yang di luar kendali kita. Well, terserah orang mau julid  kayak gimana karna kita ga bisa mengendalikan apa yang mereka katakan, suka-suka mereka. Fokus kita adalah kepada respon diri kita yang fully bisa kita kendalikan.  Berat ya? Memang. Tapi aku bersyukur setidaknya aku dapat ilmu seperti ini yang lebih membuka wawasan aku terkait stoicism. Buku ini juga ngga sekedar teoretis, tapi practical banget.

Apersiasi yang setinggi-tinggina buat Om Henry Manampiring, sang penulis buku ini yang bikin aku ketagihan belajar lebih dan lebih lagi seputar stoicism. Lately aku mulai baca How to be a STOIC dari Massimo Pigliucci. Mungkin nanti aku akan bikin review nya disini. Tunggu yaa

Kalau kalian ada rekomendasi buku-buku seputar mental health dan stoicism boleh lah ditulis di kolom komentar.

Selamat mengenal stoicism!

Monik

5 comments:

  1. OMG, kamu masih ingaaaat
    Time flies yaaa
    Banyak juga postingan di blog ini yang aku hapus. Karna emang asli malu banget baca postingan lamaku yang lebayyy
    Semoga bisa share sesuatu yang berguna ya disini.
    Thankyouu mayang!

    ReplyDelete
  2. Udah lama bangeeet mau beli buku ini karena baca review-review orang. Kayanya bakal kubeli asap nih wkwk

    ReplyDelete
  3. true we need to concern about mental health not only for us but also ppl around us . You better than mine if me i will skip the bored part 🐱

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yass, somehow our society tend to ignore this issue -_- jeezz
      it’s a serious thing when it comes to mental health

      Delete

Feel free to shout your thought, comment, and critique

Cute Polka Dotted Rainbow Bow Tie Ribbon